
Siapa yang tak kenal Danau Toba? Suatu danau yang terkenal karena keindahannya, terdapat di wilayah Sumatra Utara, lengkap dengan pulau Samosirnya. Siapapun akan betah memandang keagungan ciptaan Tuhan itu. Namun, siapa sangka keindahan itu terjadi akibat letusan Gunung Toba yang sangat dahsyat, sekitar 74.000 tahun yang lalu.
Para ahli menyatakan letusan Gunung Toba adalah letusan gunung api terdahsyat yang pernah terjadi di bumi. Seorang peneliti, Dr. Michael Petraglia, menemukan adanya sabana dengan luas ribuan hektar di daerah utara dan selatan India. Menurutnya, daerah itu dulunya subur, tetapi akhirnya hanya bisa ditumbuhi rumput karena tertutup abu vulkanik yang mengandung radioaktif. Penelitian kelanjutannya membawa pada suatu kesimpulan bahwa abu itu berasal dari sebuah kaldera yang sekarang menjadi Danau Toba.
Letusan Gunung Toba meninggalkan kawah (sekarang danau vulkanik terbesar di dunia), dengan panjang 100 km dan lebar 35 km. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga ke Greenland Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis. Sementara itu, peneliti lain juga memberi gambaran kedahsyatan letusan Gunung Toba dengan menyatakan debunya sempat menutupi sinar matahari selama 6 tahun. Jadi dunia saat itu benar-benar gelap gulita, yang diduga berdampak pada sebagian dari makhluk hidup yang mati karena tidak ada sinar matahari.
Pada masa itu, suhu turun hingga 16 derajat Celcius. Begitu dinginnya udara, sehingga di beberapa daerah Indonesia juga tertutup salju. Efek iklim dari letusan Gunung Toba telah menjadi sumber kontroversi selama bertahun-tahun, seperti dampaknya terhadap populasi manusia dan ekosistem. Hutan yang tertutup debu radioaktif setelah letusan terjadi, baru bisa menjadi hutan kembali dalam waktu 1000 tahun kemudian, setelah diawali munculnya rumput sebagai tanaman pionir.
Kedahsyatan letusan Gunung Toba tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah terjadi di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan letusan Gunung Toba, letusan Gunung Krakatau yang menyebabkan 10.000 korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal letusan Gunung Krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan, ledakan bom atom di Hiroshima pada Perang Dunia II hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton TNT. Artinya, daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibandingkan pemusnahan akibat letusan Gunung Krakatau. Kalau begitu berapa daya musnah yang diakibatkan letusan Gunung Toba 74.000 tahun yang lalu?
Akibat letusan itu, jumlah populasi manusia menjadi 5.000 sampai 10.000 orang saja. Sehingga ada yang menyatakan sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan Gunung Toba. Semoga di balik keindahan pemandangan Danau Toba, letusan seperti pada masa purba yang lalu tidak terulang.
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber, dengan penyesuaian seperlunya.